Kamis, 17 September 2015

Intropeksi

Setiap perjalanan apalagi menjalankan/ mengelola sebuah organisasi baik besar maupun kecil, pasti memerlukan ruang untuk intropeksi, untuk mengevaluasi apa yang sudah diperbuat. Tidak sedikit organisasi menjadi hancur karena aktivis atau para pengurusnya tidak bisa mawas diri atau mengevaluasi diri, benyak pekerja yang menjadi anggotanya kehilangan kepercayaan kepada serikat pekerja tempat mereka bernaung.
Sebagai pengurus serikat pekerja, kita kadang-kadang perlu merenung sesaat. Apakah kita sudah memperjuangkan hak-hak anggota kita secara maskimal atau sebaliknya? apakah yang kita lakukan itu sesuai dengan aspirasi anggota yang setiap bulan membayar iuran secara sukarela? atau jangan-jangan apa yang kita pikirkan dan kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, dengan yang anggota harapkan?
Dalam setiap perjalanan hidup termasuk dalam mengelola organisasi secara berkala kita perlu ruang dan waktu untuk intropeksi, untuk melakukan evaluasi diri. Ada banyak peristiwa dimana kita harus belajar dan membiasakan intropeksi diri. Bercemin untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi, agar dapat mengembangkan diri agar lebih baik lagi.
Intropeksi diri sangat diperlukan karena dalam sebuah perjalanan atau proses kehidupan tidak selalu berjalan konstan. Pengalaman yang serupa tidak selalu memberihasil yang sama, karena selalu saja ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang.
Setiap masalah, proses dan perjalanan hidup atau organisasi pasti memiliki titik kritis tersendiri. Melalu intropeksi diri kita akan mampu menemukan makna dari setiap tujuan yang kita miliki dan akan semakin memastikan, apakah tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya sudah terarah atau belum.
Karena tidak jarang kita lebih disibukan dengan melihat dan membicarakan kesalahan oranglain bahkan mengecilkan oranglain, sementara tidak pernah menyadari apa yang menjadi kesalahan dan kelemahan diri kita sendiri. Kadang kita hanya sibuk memikirkan diri kita sendiri dan tidak sempat memikirkan anggota kita atau orang lain, sahabat yang membutuhkan bantuan dan pertolongan kita.
Tidak jarang diantara kita karena saking asiknya membanggakan diri sendiri dan merendahkan oranglain, akhirnya dikuasai sikap egois, sampai tidak menyadari ternyata para anggota kita dibelakang sedang menggunjing dan mengolok-olok kita : pengurus kerjanya kok ngerumpi terus, hiburan dan senang-senang terus, tiduran terus dan olokan lainnya yang membuat daun kuping kita menjadi merah mendengarnya. Mereka mungkin tidak berani bicara didepan kita, tapi mereka melawan dengan cara diam dan berbisik diantara mereka.
Ingat....ketika anggota yang kita perjuangkan sudah bersikap diam, tidak mau dan sudah bersikap apatis terhadap organisasi yang kita kelola, maka disitulah awal kematian organisasi. Dan sebelum itu terjadi, maka tidak ada salahnya kita selalu menyediakan ruang dan waktu untuk melakukan intropeksi.
Intropeksi diri itu memerlukan sikap rendah hati, menyadari, bertanya pada diri sendiri dan mau mengakui apa yang menjadi kekurangan dan kelemahan diri kita sendiri, apa yang menjadi kesalahan atau bahkan kekonyolan yang telah kita lakukan. Dalam melakukan intropeksi diri, kita juga perlu melihat jauh kedalam diri kita. Menanyakan langsung kepada diri kita sendiri apakah sudah melakukan apa yang sudah menjadi tangung jawab kita? Apakah sudah memenuhi keinginan banyak orang yang kita perjuangkan? Apakah kita sudah berhasil memperjuangkan aspirasi anggota kita atau malah asik sendiri dengan urusan kita sendiri? Atau malah tidak berbuat apa-apa karena sibuk dengan urusan sendiri. Jangan pernah ragu untuk intropeksi diri ! Karena siapapun anda, saya, kalian atau kita semua membutuhkan intropeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar